Jumat, 16 April 2010

Trend Modifikasi Motor

Chop..chop..chopper alias memotong. Mereka ini nggak ada aturan. Sesuai selera dan bener-bener individualis. Tapi bukan berarti bukan penikmat tren. Taon 70-an, arahan desain old school, custom modern yang minimalis juga pscyodelic merajai customized ini.


Old school memang sesuai perkembangan chopper. Ground clearance cuek nggak rata, centang atau down-tube meninggi. Psycodelic yang mendewakan motor mutlak pajangan berkualitas barang seni juga dianut. Malah sampai motor disepuh emas segala.

Masuk 2004, pengaruh aliran-aliran ini tetap ada. "Motor sama halnya mode, dari masa ke masa tetap terpengaruh. Tentunya disesuaikan dengan perkembangan zaman," buka Veroland, penggawang Kick Ass Chopper Jakarta.

Nafsu pengin x-trem bikers 2004 makin menjadi. Di tingkatan lokal ada tiga jenis penikmat custom. "Ada yang doyan bikin sendiri, ada yang niru produk luar, ada juga yang bener-bener beli produk luar," kata Vero. Jadinya tren modif tetap terpengaruh modifikator luar.
Nuansa canggih di motor chopper khususnya HD makin kental. Konstruksi hubless, pelek dan lengan ayun memegang pelek tanpa jari-jari bisa jadi akan booming. Ini mencontek motor-motor futuristik sport. "Sori belum setuju! Itu belum...Paling kentara justru konstruksi serbalengkung di sasis," seru punggawa KAC.


Misal di down tube juga lengan ayun serbalengkung. Khusus wilayah down-tube, ada kecendrungan goose neck dengan lengkungan yang lebar. Tak cuma itu, arahan drop seat yakni memendekkan posisi duduk tanpa mempengaruhi ground clearance juga ngetrend.
 Paling umum selera custom minimalis sangat dominan di bebuka 2004 ini. Motor 'bersih' dari variasi-variasi penunjang yang nggak perlu. Malah kabel-kabel juga diumpetin untuk menunjang efek minimalis itu. Makanya, konstruksi rangka di desain chopper harus serba padat dengan ban belakang supergambot. "Metzeler mengeluarkan ukuaran 280 sampai 300 mm ke atas. Moga Avon juga nggak mau ketinggalan," jelas Vero.


Aliran keras alias hardcore chopper nggak begitu terkekang tren. Tapi, tentunya mereka tetap bisa diraba ke mana arahan desain 2004. Misal saat menjenguk builder dunia berjuluk Paramount Custom Cycles, A.S atau Billy & Chopper Inc, arahan desainnya x-treem.
Bentuk tangki peti mati atau teardrop dimodifikasi lagi hingga lebih ekstrem. Malah sasis juga dibuat melekuk-lekuk menyerupai bentuk primata tanpa menghilangkan kesan minimalisnya.


Soal permak tampang motor standar, modifikator Indonesia boleh dibilang paling sip. Segala model moge bisa ditiru, sayangnya kerap terjadi pemaksaan. Maksudnya basis motor sport lokal macam Honda Tiger, Kawasaki Ninja atau Suzuki Thunder punya tongkrongan 'mungil' jadi bengkak bin kedodoran saat berubah tampang ala Yamaha R-1.


Masuk 2004, saatnya barisan modifikator mulai introspeksi alias mencari jati diri ubahan motor sport lokal yang pas. Intinya, mesin yang cuma berkapasitas mentok sampai 250 cc nggak kebanting dengan baju (fairing) ala moge.


Lihat saja tren modif di Jepang yang balik ke gaya trail jadul (jaman dulu) atau scrambler. Pabrikan juga nggak kalah tanggapnya, Honda menawarkan FTR223, Yamaha pede jualan TW125 dan TW200 atau Suzuki menjagokan RV250.


Semuanya bergaya minimalis menonjolkan kegagahan mesin dan kaki-kaki. Arah modifnya disebut streetracker, pilihan gaya dari ban pacul, setang motokros dan tangki mungil. Atau campur aduk ban bulat macam donat, swing arm panjang, sepatbor tipis dan lampu bulat.


Sampai gaya dirttrack di Amrik pun sah dicontek. Lihat gaya sepatbor tifis menyatu ke jok yang rata dan ban tebal seperti Harley XR750 yang balapan di trek tanah oval. Buruan bikin tuh, biar jadi pelopor gaya streettracker.
Gaya telanjang ini rada nyambung kalau ngomongin streetfighter yang masih kabur batasnya dengan model naked bike. Banyak definisi soal tongkrongan sangar streetfighter saat diaplikasi ke Tiger atau Thunder. Tapi intinya, gaya petarung jalanan yang laris di Inggris ini menonjolkan sisi egois penunggangnya dan sang modifikator.
          Sebut saja aplikasi jok sorangan yang nungging, menonjolkan kegagahan mesin korekan dan kaki-kaki gambot. Nah kalau naked bike itu istilah buat moge superbike pabrikan yang minus fairing alias terondol. Sebut saja Yamaha YZF-R6 yang punya saudara kembar Fazer 600.
Buat yang doyan pakai fairing, silakan buka majalah motor impor atau website pabrikan moge. Masuk tahun monyet kayu, moge superbike dunia demen garis tegas dan tajam untuk desain fairing.


"Model gembung atau bulat mulai ditinggalin, lihat saja bentuk Yamaha R-1 2004 yang serba runcing, kesannya sip membelah angin," sambar Budi Udin Fakkar yang rajin surfing internet cari info motor gress.


Termasuk tren dunia soal letak peredam knalpot yang dipasang di tengah alias di bawah buntut ala Moto GP, bakal dilalap oleh modifikator lokal. Keren sich!


Tambahan lagi nih, tren aplikasi kaki-kaki limbah bakal bergeser ke motor kelas 250 cc ke bawah. Sebut saja copotan Aprilia RS125, Cagiva Mito, Honda NSR125 Hornet, NSR250 atau Yamaha TZR125. Alasannya karena postur motor replika GP125 ini pas ke bodi motor sport lokal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar